Ambon Gandeng Perguruan Tinggi Tata Ruang Berbasis Keunggulan Spasial

MEDIA DEMOKRASI, Ambon - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku  menggandeng perguruan tinggi untuk menata  arah pembangunan yang berfokus pada penataan ruang berbasis karakteristik wilayah dan keunggulan spasial guna menjawab tantangan perkotaan.

Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena di Ambon, Kamis (2/10/2025) mengatakan pemetaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi panduan penting untuk mengembangkan Ambon secara terarah.

Ia menyampaikan hal itu  dalam diskusi publik bertema Quo Vadis Kota Ambon: arah dan tantangan pembangunan berbasis karakteristik wilayah dan keunggulan spasial” di FISIP Universitas Pattimura.

Menurut dia masih ada  sejumlah masalah aktual yang dihadapi pemerintah kota yaitu  tingginya laju pertumbuhan penduduk, keterbatasan daya dukung lahan, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai peruntukan, serta upaya meningkatkan PAD dari sektor ekonomi.

Berkaitan dengan hal itu menurutnya, Kota Ambon telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang membagi satuan wilayah pembangunan (SWP) sesuai peruntukan, meliputi kawasan pendidikan, perkantoran, pemukiman, pariwisata, perikanan, perkebunan, hingga kawasan strategis lainnya.

Ia menambahkan, Pemkot Ambon telah menempuh langkah konkret, di antaranya pengendalian kawasan strategis seperti Pasar Mardika serta percepatan pemenuhan layanan dasar masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk membenahi masalah-masalah ini secara bertahap dan terencana,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Ambon Zeth Pormes menyampaikan  DPRD senantiasa menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran sembari bermitra dengan pemerintah kota.

“Pemerintah Kota Ambon sudah bekerja optimal, dan DPRD akan terus mendukung dengan memberi ruang partisipasi aktif masyarakat,” ujarnya.

Di tempat yang sama, guru besar FISIP  Unpatti Prof Jusuf Madubun menegaskan formulasi kebijakan pembangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan riil masyarakat, keterbatasan daya dukung ruang, serta konektivitas antarlembaga pemerintah dari pusat hingga daerah.

Menurutnya, pembangunan tidak bisa hanya mengandalkan dokumen rencana atau pendekatan umum, melainkan harus benar-benar berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat.

"Misalnya, prioritas pembangunan permukiman, pendidikan, atau kesehatan harus sesuai dengan kondisi sosial ekonomi warga di lapangan, bukan sekadar program top down," kata dia.

Selain itu, ia mengingatkan soal keterbatasan daya dukung ruang, artinya lahan dan lingkungan yang tersedia di Kota Ambon terbatas, sehingga kebijakan pembangunan mesti memperhatikan keseimbangan ekologis, tata ruang, serta daya tampung wilayah agar tidak menimbulkan masalah baru seperti banjir, kemacetan, atau kerusakan lingkungan.

Terakhir, Prof Jusuf menekankan pentingnya konektivitas antarlembaga pemerintah dari pusat hingga daerah. Artinya, kebijakan pembangunan harus sinkron dan saling mendukung antara kebijakan nasional, provinsi, hingga kota, sehingga tidak terjadi tumpang tindih program dan hasilnya bisa lebih efektif serta berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : ANTARA

Redaksi
21

Featured News

Official Support

Jalan G Obos IX No. 26 Kota Palangka Raya

081351921771

mediademokrasi@gmail.com

Follow Us
Foto Pilihan

Copyright © 2020 Media Demokrasi All rights reserved. | Redaksi | Pedoman Media Cyber | Disclimer